Adab Menyambut Hari Raya Idul Fitri
Adab Menyambut Hari Raya Idul Fitri
KUAKARIMUN--Tak
terasa, sepekan lagi umat Islam di seantero jagad begitu juga di Tanjung Balai
Karimun akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H. Inilah, hari kemenangan
bagi mereka yang berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Semua umat Muslim
bersuka cita menyambut datangnya hari raya. Umat Muslim di berbagai tempat,
daerah, dan negara memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut datangnya
Hari Raya Idul Fitri. Namun, intinya pada saat hari raya, setiap keluarga
bisa berkumpul, saling mengunjungi, dan bersilaturahim, serta saling memaafkan.
Agar Idul Fitri 1434 H benar-benar bermakna, sebaiknya seorang Muslim hendaknya
memperhatikan adab berhari raya. Rasulullah SAW telah memberi contoh dan teladan
tentang adab berhari raya.
Dalam
Kitab Mausuu'atul Aadaab Al-Islaamiyyah, Syekh Abdul Azis bin Fathi As-Sayyid
Nada menjelaskan adab berhari raya secara rinci. Lalu apa saja adab yang perlu
diperhatikan saat berhari raya?
Pertama, niat yang benar.
Niat
yang benar merupakan dasar dari semua urusan. ''Wajib bagi seorang Muslim
menghadirkan niat yang benar dalam segala perkara berkaitan dengan hari raya,
seperti berniat ketika keluar rumah untuk shalat demi mengikuti Nabi SAW,''
ungkap Syekh Sayyid Nada.
Kedua, mandi.
Kedua, mandi.
Pada
hari Idul Fitri hendaknya setiap Muslim mandi. Sehingga, kata Syekh Sayyid
Nada, dapat berkumpul bersama kaum Muslimin lainnya dalam keadaan bersih dan
wangi. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa ia mandi pada hari raya Idul
Fitri, sebelum berangkat ke tempat shalat. (HR Malik dalam kitab al-Muwaththa)
Ketiga, memakai wewangian.
Saat
akan shalat Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim memakai wewangian dan dalam
keadaan bersih.
Keempat, memakai pakaian baru.
Keempat, memakai pakaian baru.
Menurut
Syekh Sayyid Nada, jika seseorang mampu, disunahkan memakai pakaian baru pada
hari raya Idul Fitri. Hal itu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang
diberikan Allah SWT dan menunjukkan kegembiraan pada hari raya. Ibnu Umar
RA memakai pakaian terbaiknya pada kedua hari raya. (HR Al-Baihaki).
Kelima, mengeluarkan zakat fitrah sebelum melaksanakan shalat.
Sesuai
dengan ajaran Rasulullah SAW, seorang Muslim hendaknya mengeluarkan zakat
fitrah sebelum shalat untuk menggembirakan fakir-miskin dan orang yang
membutuhkan pada hari Ied tersebut. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya
untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk shalat. (HR
Bukhari-Muslim).
Keenam, memakan kurma sebelum berangkat darirumah pada hari raya
Idul Fitri.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ath-Thabrani, Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat pada hari raya Idul Fitri memakan kurma terlebih dahulu. Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi SAW tak berangkat shalat Idul Fitri kecuali setelah makan, sedangkan beliau tidak makan pada hari raya Idul Adha, kecuali setelah pulang dan makan dari hewan kurbannya. (HR at-Tirmidzi)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ath-Thabrani, Rasulullah SAW sebelum berangkat shalat pada hari raya Idul Fitri memakan kurma terlebih dahulu. Dalam riwayat lain disebutkan, Nabi SAW tak berangkat shalat Idul Fitri kecuali setelah makan, sedangkan beliau tidak makan pada hari raya Idul Adha, kecuali setelah pulang dan makan dari hewan kurbannya. (HR at-Tirmidzi)
Ketujuh, bersegera menuju tempat shalat.
Pada
hari raya Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim bergegas menuju tempat
dilakukannya shalat I'ed.
Kedelapan, keluarnya wanita ke tempat shalat.
Kedelapan, keluarnya wanita ke tempat shalat.
Menurut
Syekh Sayyid Nada, wanita dianjurkan untuk keluar menuju tempat shalat walaupun
sedang haid. Sehingga, mereka dapat menyaksikan dan mendapat kemuliaan hari
raya serta merasakan kebahagiaan bersama orang lain.
''Meski begitu, hendaknya wanita yang haid memisahkan diri dari tempat shalat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim, Nabi SAW memerintahkan gadis-gadis pingitan, anak-anak, serta wanita haid untuk keluar, namun wanita haid yang menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Mukminin, hendaklah mereka memisahkan diri dari tempat shalat.
Kesembilan, anak-anak juga keluar untuk shalat.
Ibnu
Abbas RA berkata, ''Aku keluar bersama Nabi SAW pada hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha, kemudian beliau shalat dan berkhutbah…'' (HR Bukhari-Muslim).
Menurut Syekh Sayyid Nada, hendaknya anak-anak ikut keluar sehingga mereka ikut
merasakan kebahagiaan hari raya, bersenang-senang dengan pakaian baru, keluar
ketempat shalat, dan menyaksikan jamaah kaum Muslimin walaupun mereka tidak
shalat karena masih kecil.
Kesepuluh, keluar untuk shalat dengan berjalan kaki.
Keluar
berjalan kaki untuk shalat termasuk sunah. Sebagaimana Nabi SAW keluar pada dua
hari raya dengan berjalan kaki, shalat tanpa azan dan iqamat, dan pulang
berjalan kaki melalui jalan lain. (HR Ibnu Majah). Perbuatan inilah yang
disukai selama tak memberatkan orang yang shalat.
Kesebelas, bertakbir denga suara keras sampai ke tempat shalat.
Kesebelas, bertakbir denga suara keras sampai ke tempat shalat.
Disunahkan
bertasbih mulai dari keluar rumah sampai ke tempat shalat. Hal ini untuk
menunjukkan syi'ar Islam.
Keduabelas, bersalaman dan saling mengucapkan selamat di antara orang
yang shalat.
Bersalaman dan saling mengucapkan selamat akan membahagiakan jiwa yang merasa gembira pada hari Ied. Bisa pula sambil mengucapkan, ''Semoga allah menerima amal kami dan amal kalian.''
Ketigabelas, bersilaturahim.
Bersalaman dan saling mengucapkan selamat akan membahagiakan jiwa yang merasa gembira pada hari Ied. Bisa pula sambil mengucapkan, ''Semoga allah menerima amal kami dan amal kalian.''
Ketigabelas, bersilaturahim.
Menjalin
silaturahim wajib pada setiap waktu. Namun, semakin dianjurkan pada saat hari
raya Idul Fitri. Sehingga, semua anggota keluarga bisa senang dan bisa
merasakan kebesaran hari raya itu.
Keempatbelas, saling bertikar hadiah dan makanan.
Keempatbelas, saling bertikar hadiah dan makanan.
Sudah
menjadi tradisi, pada hari raya setaip tetangga bertukar makanan dan hidangan.
Bahkan, dianjurkan untuk memberikan hadiah bagi mereka yang tak mampu.
Akhirnya,
selamat hari raya Idul Fitri 1434 H, mohon maaf lahir dan batin.
Reporter
: fitra
|
Redaktur
: fitra
|
No comments: