Renungan Akhir Ramadhan
Renungan Akhir Ramadhan
Kadang tidak terasa bulan
Ramadhan sudah berada di akhir perjalanannya, hari-hari yang indah akan
berlalu, waktu-waktu yang penuh berkah akan berakhir, tentunya seorang muslim
patut berbahagia mampu melaksanakan ibadah Ramadhan hingga di penghujung
terakhir.
Sebelumnya seorang muslim
bergembira dengan datangnya Ramadhan. Mengawali indahnya sahur dan buka pertama
pada hari pertama bulan Ramadhan. Mengenang begitu nikmatnya berbuka puasa,
menunaikan shalat tarawih berjamaah, tilawah Al-Qur’an, shalat berjamaah di
setiap shalat wajib, mendengarkan ta’lim, bersedekah dan membayar zakat,
beri’tikaf, bermunajat, dan amalan-amalan baik lainnya, tidak terasa
sudah berada dipenghujung bulan Ramadhan.
Walaupun –tidak dapat
dipungkiri- dengan berakhirnya bulan Ramadhan banyak perasaan yang muncul di
hati yang bercampur menjadi satu; ada kecemasan dan rasa sedih serta duka
manakala menyadari bahwa bulan yang penuh dengan kebaikan dan pahala akan
berakhir, apalagi ada perasaan takut, cemas dan khawatir jika usia tidak sampai
pada Ramadhan berikutnya; begitu pula ada rasa bahagia, senang dan gembira,
manakala telah berhasil menjalankan ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya, dan
berharap berakhir dengan mendapatkan derajat yang paling mulia disisi Allah
yaitu taqwa. Allahumma amin.
Dan mungkin yang paling
tepat untuk kita baca adalah..
اللهم
تقبل منا صيامنا وقيامنا وركوعنا وسجودنا وتخشعنا وتصرعنا وتلاوتنا وتصدثنا
وتمم تقصيرنا برØمتك يا أرØÙ… الراØمين
“Ya Allah terimalah puasa kami,
qiyam kami, ruku’ kami, sujud kami, kekhusyuan kami, ibadah kami, tilawah kami,
sedekah kami dan sempurnakanlah segala kekurangan kami wahai Zat yang Maha
Kasih dari yang mengasihi”.
Dan juga membaca doa
sebagaimana yang nabi ajarkan
اللهم
بلغنا رمضان
“Ya Sampaikanlah kami pada
bulan ramadhan”
Dan guna menjaga nilai-nilai
taqwa dan memelihara kesan baik pada bulan Ramadhan setelah menyelesaikan
puasa di bulan Ramadhan, maka nilai-nilai positif dari puasa dan amalan-amalan
lainnya harus tetap dipertahankan; menjaga shalat wajib secara berjamaah,
senantiasa tilawah Al-Qur’an, qiyamulail, sedekah, dan memupuk solidaritas dan
kepedulian serta memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa;
sikap rendah diri, pemaaf, ikhlas, dan lain sebagainya.
Berbagai kebahagiaan berakhirnya bulan
Ramadhan
Setelah sebulan penuh
menunaikan ibadah dan amaliyah pada bulan Ramadhan; maka ada beberapa
kebahagiaan yang insya Allah dapat kita rasakan;
1. Bahagia telah berhasil dengan sempurna
melaksanakan dan menunaikan ibadah dan amaliyah pada bulan Ramadhan.
Seperti harapan kita yang
dimohonkan pada awal memasuki bulan rajab; “Ya Allah, berkahilah kami pada
bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. Telah
terkabul.
Dan harus kita akui bahwa
berhasilnya menunaikan segala aktivitas dan amaliyah bulan Ramadhan, dengan
kondisi iman yang mantap, fisik yang kuat, dan mental yang sehat merupakan
anugerah yang tidak terhingga, sehingga mampu melaksanakan perintah puasa
dengan khidmat. Ali bin Abu Thalib pernah berkata: “Sehat jasmani adalah anugerah yang paling indah”
Melalui aktivitas dan
amaliyah ibadah di bulan Ramadhan, kita diberi bonus pahala berlipat dan
kesempatan untuk melebur dosa-dosa yang pernah dilakukan. Seperti yang telah
dijanjikan oleh Rasulullah saw bahwa Ramadhan adalah bulan penuh ampunan.
2. Bahagia dapat menumbuhkan kepedulian
terhadap sesama
Kebahagiaan kedua yang
dapat kita rasakan pada saat berakhirnya bulan Ramadhan adalah karena kita
telah mampu menunaikan kewajiban zakat; terutama zakat fitrah. Sebuah ibadah
yang tidak lain sebagai bentuk penyucian diri setiap muslim sekaligus sebagai
penyempurna puasa Ramadhan, dan memunculkan sikap kepedulian terhadap sesama.
Bahwa diantara tujuan dan
hikmah diwajibkannya ibadah zakat selain mengupayakan kesucian diri, keberkahan
harta benda yang dimilikinya, juga dapat menghilangkan sifat kikir, menampakkan
kepedulian dan tolong menolong antar sesama, sehingga tidak ada kesenjangan
yang jauh antara orang kaya dan miskin.
Selain menunaikan zakat yang
menjadi kewajiban, kita juga dianjurkan untuk melaksanakanifthar jama’i (berbuka bersama) walaupun dengan
memberikan seteguk air putih; dengan mengajak taman, saudara (dekat dan jauh),
tetangga, dan terutama fakir miskin untuk berbuka atau memberikan makan untuk
berbuka, sehingga dengan demikian mendapatkan pahala dari orang yang berpuasa
tanpa dikurangi pahala puasa orang tersebut.
No comments: